Dag..dig..dug..
itulah gambaran yang paling tepat tentang suasana hatiku saat ini. Semua
perlengkapan sudah aku siapkan untuk perjalanan ini. Sesuai isi SMS Siska “ Pi
bawak selimut, beras 1 canting, obat pribadi dan semua perlengkapan pribadi
lainnya” dan tak lupa aku masukkan baju merah putih seragam para komodo kedalam
tas kesayanganku #Tas Sail Komodo.
Jumat 15 Agustus 2014,
pukul 17.30 WIB kumpul dirumah Siska sebagai titik awal perjalanan. Setelah
menunggu lumayan lama akhirnya tepat jam 20.00 WIB kami berangkat dari Kota Bengkulu
menggunakan mobil salah seorang teman anggota kami mendaki, Doni namanya.
Jujur
aku belum mengenal rekan pendakianku kali ini. Hanya siska yang ku kenal, 6
orang lainnya masih saudara siska dan teman-temannya. Sepanjang perjalanan
Bengkulu-Curup inilah waktu yang ku gunakan untuk mengenal mereka satu persatu.
Di bawah cahaya bintang yang bersinar terang lebih dari malam-malam biasanya
aku mengenal nama-nama mereka , Siska, Ervan, Irma, Dimas, Peksa, Maman, dan
Gobel. Sepanjang perjalanan kami bernyanyi dan tertawa bersama hitung-hitung
menguatkan diri supaya tidak mabuk, biasa pemabuk berat ..hehehe. kebiasaan
kalau naik mobil ya itu heboh diawalnya aja , sisa waktu lainnya dihabiskan
dengan tidur.
Steeettttttt..
bunyi mobil tiba-tiba berhenti. Tersentak aku dari mimpi mendakiku. Ternyta ada
seorang dengan tas carrier besar ingin menumpang. Anak pencinta alam tebakku.
Gama namanya seorang pencinta alam MAN 2 Kota bengkulu, sendiri melakukan
pendakian. Takdir berkata lain dia menjadi salah satu team pendakian kami kali
ini. Memasuki kota curup sekitar pukul 23.00 wib kami disuguhkan pemandangan
bulan telah lewat purnama tapi masih bersinar terang karena purnama supermoon
terjadi sekitar 2 hari yang lalu. Supermoon disebabkan karena jarak antara bumi
dan bulan terjadi pada titik terdekat sehingga menyebabkan bulan menjadi lebih
besar dan lebih terang dari purnama-purnama biasanya. Pokoknya purnama bulaan
ini kece banget..
Pukul 23.30 wib
tibalah kami di pos pendakian Pokdarwis. Rame bangat para pendaki lainnya di
pokdarwis dari berbagai daerah. Kami turunkan semua perlengkapan dari atas
mobil. Gobel langsung mendata nama kami untuk diserahkan ke pos penjagaan.
Kamipun istrahat sebentar meregangkan otot-otot yang keram selama di atas mobil.
Bekal telah siska siapkan dan kami makan bersama-sama sebelum memulai
pendakian. Ayoo makan yang banyak nanti tekurus loh sampai di puncak..
Berdoa
menurut kepercayaan masing-masing itulah yang diucapkan Gobel saat memimpin
kami berdoa. Doa bukan sekedar kata-kata tanpa makna. Doa bukan hanya susunan
huruf yang kita lafalkan tanpa diresapi dengan perendahan diri kepada sang
pencipta. Berdoa semoga pendakian ini diridhoi, selamat sampai pulang. 24.00
wib kaki kanan kami melangkah memulai perjalanan tanpa roda dengan tas dipundak
masing-masing.
Sunyii...
Sepiii..
Namun
ada tiga cahaya yang terus memberikan sinarnya untuk perjalanan ini “ senter,
bulan dan kunang-kunang”. So sweet ya liat kunang-kunang di kegelapan.
*sampai puncak sekitar
pukul 04.00 WIB pagi. Kami sampai di Puncak Kubah I , sudah ada tenda berdiri
disamping kubah tersebut sehingga kami putuskan untuk mendirikan tenda di dekat
kubah II dibawah tangga seribu.
Taaak...bunyi
tas tergeletak dilepaskan dari setianya pundak. Dingin menusuk sampai ketulang.
Rasa ngantuk dan ingin cepat-cepat istirahat menghampiri, tapi kami harus
menyelesaikan tenda untuk tempat istrahat.. setelah tenda berdiri diwaktu
subuh. Tak terdengar suara azan tapi alarm HP ku berbunyi menunjukkan waktu
subuh telah masuk. Bergegas berwudu menggunakan embun di dedaunan..huuuu
dingin..sensasinya.
Selesai
sholat subuh masih terasa lemas tapi bertekat untuk menikmati indahnya sunrise
pagi ini. Rugi kalau ketiduran tanpa menikmati sunrise. Setahun yang lalu aku
menikmati sunrise dari indahnya lautan luas, sekarang saatnya aku menikmati
indahnya sunrise dari puncak gunung.
Sunrise ...huuu nikmatnya |
Pelan tapi pasti cahaya
itu menerobos awan naik mengikuti rutinitas sehari-hari matahari. Matahari pagi
bisa di amati bentuk bulatnya tanpa menyilaukan mata. Elok Nian..
#Maka nikmat tuhanmu
yang mana lagi kamu dustakan.
Ku rasa semua pendaki
tak satupun yang melewatkan momen ini. Berterima kasihlah pada penemu kamera
yang membuat kita sekarang bisa mengabadikan momen-momen penting dalam hidup
kita. Berbagai fose telah kami ambil dengan latar belakang matahari pagi.
Negeri diatas awan itulah kira-kira paling cocok untuk suasana kami saat ini. Puas
menikmati sinar matahari pagi kamipun istrahat memulihkan tenaga persiapan
menjelajah siang nanti.
Jadwal kami siang ini yaitu menjelajahi sudut-demi sudut
gunung ini. Sayang kabut putih mendominasi langit hari ini. Hanya sesekali
kabut mengalah agar kami bisa menikmati indahnya gunung ini, begitu eksotis
meskipun suasana gak mandi..ahhaha
Siska Menggila |
Selamat Ois |
Wisuda kito |
Makanan kami selama pendakian adalah nasi,sarden,mie,sayur dan nutrijelly. Malam 17 agustus 2014, setelah makan malam #jangan pikir kayak makan malam di rumah. Ini makan malam serba-serbi. Di masak tak sehigienis biasanya tapi tetap nikmat, Biar perut yang ngatur. Menikmati malam mendengarkan alunan bunyi gitar dibawah terangnya bintang gemintang serta cahaya remang lampu rumah penduduk kota curup. Suiiiih .. angin malam membawah dingin menjalari tubuh. Meskipun sudah berlapis baju dan selimut dibadan suasana dingin tetap keke tidak mau pergi. Mantap sudah malam ini tidur ditemani dinginnya malam, musik gitar berganti dengan bunyi tek..tekk.tek gigi atas beradu dengan gigi rahang bawah.
17 Agustus 2014
pukul 06.00 WIB, subuh kesiangan. Benar-benar tantangan untuk melaksanakan
sholat dengan suasana sedingin ini. Tetap kupaksakan.
Desas desus terkabar
nanti sekitar jam 10.00 WIB akan ada upacara pengibaran bendera di bawah tangga
seribu tak jauh dari camp kami. Setelah menunggu beberapa saat upacara
pengibaran benderapun dilaksananakan. Petugas upacara semuanya anak Pramuka dan
Pencinta alam. Upacara kali ini sungguh berbeda, beda dari biasanya. Oh tuhan
tersadar aku indahnya Indonesia.
Pemuda.....Maju...
Olaraga....Jaya
Siapa Kita....Indonesia
NKRI.....Harga Mati.
Dalam upacara inipun
tak lupa dibacakan dasa darma pramuka dan janji pencinta Alam. Kalau aku dengar
semua isinya begitu baik jika benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari terkhusus bagi anak pramuka, Pencinta Alam dan kita semua secara
umum. Upacarapun selesai..
Sore
ini kami akan turun gunung. Tapi hujan membasahi puncak Kaba begitu lebatnya. Mengurungkan
niat kami turun ketika itu. Kami putuskan istrahat menunggu redahnya hujan. Jam
4 sore hujan telah berhenti dan kamipun turun gunung.
Mendaki
bukan tentang seberapa hebat engkau memikul cerrer dan berlari cepat di depan
tapi seberapa sabar engkau menunggu dan menyemangati yang lain agar sampai
puncak bersama-sama.
Setiap pendaki memiliki
cerita tersendiri... mendaki berarti menikmati indahnya penciptaan illahi..
Kapan kamu ada waktu
mau kuajak menikmati indahnya Indonesia..heeehee #siapa..siapaaa
No comments:
Post a Comment