Sunday, 31 August 2014

Upacara 17 Agustus Di Puncak Gunung



Dag..dig..dug.. itulah gambaran yang paling tepat tentang suasana hatiku saat ini. Semua perlengkapan sudah aku siapkan untuk perjalanan ini. Sesuai isi SMS Siska “ Pi bawak selimut, beras 1 canting, obat pribadi dan semua perlengkapan pribadi lainnya” dan tak lupa aku masukkan baju merah putih seragam para komodo kedalam tas kesayanganku #Tas Sail Komodo. 

Menadaki malam-malam
Jumat 15 Agustus 2014, pukul 17.30 WIB kumpul dirumah Siska sebagai titik awal perjalanan. Setelah menunggu lumayan lama akhirnya tepat jam 20.00 WIB kami berangkat dari Kota Bengkulu menggunakan mobil salah seorang teman anggota kami mendaki, Doni namanya.
Jujur aku belum mengenal rekan pendakianku kali ini. Hanya siska yang ku kenal, 6 orang lainnya masih saudara siska dan teman-temannya. Sepanjang perjalanan Bengkulu-Curup inilah waktu yang ku gunakan untuk mengenal mereka satu persatu. Di bawah cahaya bintang yang bersinar terang lebih dari malam-malam biasanya aku mengenal nama-nama mereka , Siska, Ervan, Irma, Dimas, Peksa, Maman, dan Gobel. Sepanjang perjalanan kami bernyanyi dan tertawa bersama hitung-hitung menguatkan diri supaya tidak mabuk, biasa pemabuk berat ..hehehe. kebiasaan kalau naik mobil ya itu heboh diawalnya aja , sisa waktu lainnya dihabiskan dengan tidur.
Steeettttttt.. bunyi mobil tiba-tiba berhenti. Tersentak aku dari mimpi mendakiku. Ternyta ada seorang dengan tas carrier besar ingin menumpang. Anak pencinta alam tebakku. Gama namanya seorang pencinta alam MAN 2 Kota bengkulu, sendiri melakukan pendakian. Takdir berkata lain dia menjadi salah satu team pendakian kami kali ini. Memasuki kota curup sekitar pukul 23.00 wib kami disuguhkan pemandangan bulan telah lewat purnama tapi masih bersinar terang karena purnama supermoon terjadi sekitar 2 hari yang lalu. Supermoon disebabkan karena jarak antara bumi dan bulan terjadi pada titik terdekat sehingga menyebabkan bulan menjadi lebih besar dan lebih terang dari purnama-purnama biasanya. Pokoknya purnama bulaan ini kece banget..
Pukul 23.30 wib tibalah kami di pos pendakian Pokdarwis. Rame bangat para pendaki lainnya di pokdarwis dari berbagai daerah. Kami turunkan semua perlengkapan dari atas mobil. Gobel langsung mendata nama kami untuk diserahkan ke pos penjagaan. Kamipun istrahat sebentar meregangkan otot-otot yang keram selama di atas mobil. Bekal telah siska siapkan dan kami makan bersama-sama sebelum memulai pendakian. Ayoo makan yang banyak nanti tekurus loh sampai di puncak..
Berdoa menurut kepercayaan masing-masing itulah yang diucapkan Gobel saat memimpin kami berdoa. Doa bukan sekedar kata-kata tanpa makna. Doa bukan hanya susunan huruf yang kita lafalkan tanpa diresapi dengan perendahan diri kepada sang pencipta. Berdoa semoga pendakian ini diridhoi, selamat sampai pulang. 24.00 wib kaki kanan kami melangkah memulai perjalanan tanpa roda dengan tas dipundak masing-masing.
Sunyii...
Sepiii..
Namun ada tiga cahaya yang terus memberikan sinarnya untuk perjalanan ini “ senter, bulan dan kunang-kunang”. So sweet ya liat kunang-kunang di kegelapan.
*sampai puncak sekitar pukul 04.00 WIB pagi. Kami sampai di Puncak Kubah I , sudah ada tenda berdiri disamping kubah tersebut sehingga kami putuskan untuk mendirikan tenda di dekat kubah II dibawah tangga seribu.
Taaak...bunyi tas tergeletak dilepaskan dari setianya pundak. Dingin menusuk sampai ketulang. Rasa ngantuk dan ingin cepat-cepat istirahat menghampiri, tapi kami harus menyelesaikan tenda untuk tempat istrahat.. setelah tenda berdiri diwaktu subuh. Tak terdengar suara azan tapi alarm HP ku berbunyi menunjukkan waktu subuh telah masuk. Bergegas berwudu menggunakan embun di dedaunan..huuuu dingin..sensasinya.
Selesai sholat subuh masih terasa lemas tapi bertekat untuk menikmati indahnya sunrise pagi ini. Rugi kalau ketiduran tanpa menikmati sunrise. Setahun yang lalu aku menikmati sunrise dari indahnya lautan luas, sekarang saatnya aku menikmati indahnya sunrise dari puncak gunung.
 


Sunrise ...huuu nikmatnya
Pelan tapi pasti cahaya itu menerobos awan naik mengikuti rutinitas sehari-hari matahari. Matahari pagi bisa di amati bentuk bulatnya tanpa menyilaukan mata. Elok Nian..
#Maka nikmat tuhanmu yang mana lagi kamu dustakan.
Ku rasa semua pendaki tak satupun yang melewatkan momen ini. Berterima kasihlah pada penemu kamera yang membuat kita sekarang bisa mengabadikan momen-momen penting dalam hidup kita. Berbagai fose telah kami ambil dengan latar belakang matahari pagi. Negeri diatas awan itulah kira-kira paling cocok untuk suasana kami saat ini. Puas menikmati sinar matahari pagi kamipun istrahat memulihkan tenaga persiapan menjelajah siang nanti.
            Jadwal kami siang ini yaitu menjelajahi sudut-demi sudut gunung ini. Sayang kabut putih mendominasi langit hari ini. Hanya sesekali kabut mengalah agar kami bisa menikmati indahnya gunung ini, begitu eksotis meskipun suasana gak mandi..ahhaha
Siska Menggila

 
Selamat Ois


Wisuda kito
         
  Makanan kami selama pendakian adalah nasi,sarden,mie,sayur dan nutrijelly. Malam 17 agustus 2014, setelah makan malam #jangan pikir kayak makan malam di rumah. Ini makan malam serba-serbi. Di masak tak sehigienis biasanya tapi tetap nikmat, Biar perut yang ngatur. Menikmati malam mendengarkan alunan bunyi gitar dibawah terangnya bintang gemintang serta cahaya remang lampu rumah penduduk kota curup. Suiiiih .. angin malam membawah dingin menjalari tubuh. Meskipun sudah berlapis baju dan selimut dibadan suasana dingin tetap keke tidak mau pergi. Mantap sudah malam ini tidur ditemani dinginnya malam, musik gitar berganti dengan bunyi tek..tekk.tek gigi atas beradu dengan gigi rahang bawah.
            17 Agustus 2014 pukul 06.00 WIB, subuh kesiangan. Benar-benar tantangan untuk melaksanakan sholat dengan suasana sedingin ini. Tetap kupaksakan.
Desas desus terkabar nanti sekitar jam 10.00 WIB akan ada upacara pengibaran bendera di bawah tangga seribu tak jauh dari camp kami. Setelah menunggu beberapa saat upacara pengibaran benderapun dilaksananakan. Petugas upacara semuanya anak Pramuka dan Pencinta alam. Upacara kali ini sungguh berbeda, beda dari biasanya. Oh tuhan tersadar aku indahnya Indonesia.
Pemuda.....Maju...
Olaraga....Jaya
Siapa Kita....Indonesia
NKRI.....Harga Mati.
Dalam upacara inipun tak lupa dibacakan dasa darma pramuka dan janji pencinta Alam. Kalau aku dengar semua isinya begitu baik jika benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari terkhusus bagi anak pramuka, Pencinta Alam dan kita semua secara umum. Upacarapun selesai..
Sore ini kami akan turun gunung. Tapi hujan membasahi puncak Kaba begitu lebatnya. Mengurungkan niat kami turun ketika itu. Kami putuskan istrahat menunggu redahnya hujan. Jam 4 sore hujan telah berhenti dan kamipun turun gunung.
SU-SIS (suntil Narsis)
Good bye..sayonara Bukit Kaba...

Aku lagi duduk.haha

Mendaki bukan tentang seberapa hebat engkau memikul cerrer dan berlari cepat di depan tapi seberapa sabar engkau menunggu dan menyemangati yang lain agar sampai puncak bersama-sama.
Setiap pendaki memiliki cerita tersendiri... mendaki berarti menikmati indahnya penciptaan illahi..
Kapan kamu ada waktu mau kuajak menikmati indahnya Indonesia..heeehee #siapa..siapaaa

No comments:

Post a Comment